Selasa, 27 Desember 2011

Takdir itu membingungkan

takdir adalah sesuatu yang ambigu.takdir ada yang katanya tak bisa diubah dan ada yang bisa diubah.jika kita telisik lagi,ternyata takdir menjadi mirip dengan hukum tanam tuai atau hukum karma phala. dimana setiap aksi akan menimbulkan reaksi.sekalipun ada begitu banyak sesuatu yang kita lakukan,namun hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita, apakah dengan bertolak pada itu kita lantas menyalahkan takdir? apakah benar jika manusia hanya melakukan hal yang sia-sia belaka? takdir hanya istilah saja. tak bermakna apa-apa apalagi mensugesti secara hebat otak kita.

takdir hanyalah hantu yang membayangi umatnya untuk selalu merasa lemah,sekaligus akan menimbulkan keberanian tiada tara kepada umatnya. mengapa bisa demikian?

takdir akan menakuti manusia agar menjadi lemah karena akan menurunkan kreatifitas,produktifitas,usaha dalam setiap masalah., karena takdir mendorong seseorang untuk berdoa saja dalam first step nya, bahkan sampai ke last step sekalipun. memang mengharapkan sesuatu dengan mengandalkan sosok yang kita anggap kuat akan membuat sugesti spirit bagi kita. tapi tak ayal juga akan menimbulkan sikap pengemis dan ketergantungan.hal inilah yang biasanya membuat pasrah yang berlebihan,dan serta merta membuat kita stop trying.

takdir juga bisa menimbulkan keberanian tiada tara kepada umatnya. kenapa? yah karena takdir datangnya dari yang diatas,dan perintahNya tertuang dalam Alquran. singkatnya apa yang diperintahkanNya adalah sebuah calon Takdir bagi mereka yang percaya.apapun yang tertuang di kitab itu akan menjadi bahan kekuatan yang mega untuk mereka yang kebablasan,

mari kita percaya takdir, tapi tanpa menurunkan kinerja otak kita.

Pendapat semua agama tentang Kloningan Manusia

  • bagaimanakah pendapat Islam tentang kloningan? apakah manusia sudah bisa menggulingkan kekuasaaan Allah?

    bagaimana pendapat Kristen tentang kloningan? apakah manusia lebih hebat dari Tuhan ?

    Bagaimana pendapat Buddha tentang kloningan ?

    Bagaimana pendapat rekan Hindu tentang kloningan ? apakah ini ujian ?
    --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    untuk rekan Islam jelas sepertinya ini sangat bertentangan dengan Alquran. sebab ini akan benar-benar merupakan blunder tersendiri,karena menyangkut iman.bagaimana bisa ciptaan Tuhan mampu memfotocopy ciptaan Tuhan?

    simak ini :

    Hukum Kloning pada manusia.
    Menurut buku fatawa mu’ashiroh karangan Yusuf Qordhowy bahwa tidak di perbolehkannya Kloning terhadap manusia. Atas beberapa pertimbangan diantaranya :

    Pertama: Dengan Kloning akan meniadakan keanekaragaman. (Varietes.)
    Allah SWT telah menciptakan alam ini dengan kaedah keanekaragaman. Hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat fathir ayat 26 dan 27. sedangkan dengan cloning akan meniadakan keanekaragaman tersebut. Karena dengan cloning secara tidak langsung menciptakan dublikat dari satu orang. Dan dengan ini akan dapat merusak kehidupan manusia dan tatanan social dalam masyarakat, dan efeknya sebagian telah kita ketahui dan sebagian lainnya akan kita ketahui di kemudian hari.
    Bagaimana seorang guru bisa membedakan satu orang dengan lainnya jika dalam satu kelas murid-muridnya hasil kloningan ? bagaimana seorang polisi dapat menangkap mencurui jika dalam satu wilayah terdapat puluhan orang denga sidik jari dan muka yang serupa ? dan bagimana seorang istri dapat mengenali suaminya jika ada ratusan orang yang sama persisi dengan suaminya ?

    Kedua : Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan)
    Bagaimana hubungan orang yang mengkloning dan hasil kloningan tersebut, apakah di hukumi sebagai dublikatnya atau bapaknya atau kembarannya? dan ini adalah permasalahan yang kompleks. Kita akan kesulitan dalam menentukan nasab hasil kloningan tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan cloning dapat digunakan untuk kejahatan. Siapa yang bisa menjamin jikalau di perbolehkan cloning tidak akan ada suatu Negara yang mencetak ribuan orang yang di gunakan sebagai parjutid milier yang berfungsi menumpas Negara lain..?

    Ketiga : Dengan Kloning akan menghilangkan Sunatullah (nikah).
    Allah telah menciptakan manusia, tanaman,binatang dengan berpasang-pasangan. Surat Addariyat 46 (و من كل شيء خلقنا زوجين لعلكم تذكرون) Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Allah SWT berfirman :
    “dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan.” (QS. An Najm : 45-46)

    Keempat : Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukum-hukum syara’
    seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubun gan ‘ashabah, dan lain-lain. Di samping itu kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sungguh merupakan perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat.
    Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum Islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang mengatakan :
    “…dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.” (QS. An Nisaa’ : 119)

    sebenarnya jelas praktek kloningan akan menggulingkan kekuasaan Allah,yang membuktikan bahwa pemberian akal pada manusia menyebabkan Allah seolah tak berkuasa,karena dalam Islam,jiwa dan badan kasar terkait satu sama lain,tak terpisahkan. jadi kloningan itu termasuk species tak terduga sama sekali dalam Alquran.
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    Untuk rekan Kristen :

    penggalan : Mengenai apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah gambaran Allah menciptakan jiwa manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45). Pertanyaannya adalah jiwa seperti apa yang akan diciptakan oleh kloning manusia? Ini bukanlah pertanyaan yang dapat kita jawab saat ini.

    kesimpulan, bahwa Kristen menyatakan bahwa kloningan tak memiliki jiwa,sedangkan yang menjadi "diri" kita adalah Jiwa.konsep ini berbeda dengan Islam. namun tetap saja masih ambigu.
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    sekarang Buddha :

    agama Buddha sama sekali tidak mengenal roh.

    Buddhisme berpendapat bahwa munculnya/terbentuknya makhluk hidup bukanlah berasal dari hasil ciptaan, akan tetapi berasal dari kegelapan batin (Ref: Samyutta Nikaya 12.2). Karena kegelapan batin inilah, makhluk bertumimba lahir. Dengan lenyapnya kegelapan batin ini, maka lenyap juga tumimba lahir ini. Di sini tak dikenal adanya ‘ego’ (roh, inti, keabadian mutlak), dan makhluk hidup terus bertumimba lahir dikarenakan kegelapan batin ini. Ajaran ini dikenal juga sebagai hukum sebab akibat (Pali: paticcasamupada), yakni terbentuknya segala sesuatu adalah karena adanya penyebab. Dengan berakhirnya penyebab tersebut, maka berakhir pula akibatnya. Oleh karena itu, konsep reproductive cloning tidak dapat dikatakan bertentangan dengan ajaran Buddha. Cloning sebenarnya bukanlah proses ilmiah yang aneh dalam pandangan Buddisme karena Buddhisme selalu memandang segala sesuatu sebagai rantaian sebab akibat. Proses cloning hanya dapat berhasil setelah
    ilmuwan mengerti sebab akibatnya, yakni embryo dapat terbentuk dari hasil pembelahan sel ovum yang bernucleus diploid (2 set kromosom). Dengan menyediakan kondisi yang cocok untuk perkembangan embryo, maka tak heran bayi akan terbentuk. Jadi bila kondisi yang tepat ada, maka akan bersatulah unsur batiniah (nama) dan fisik (rupa) yang kemudian akan lahir menjadi seorang bayi.

    namun kalau kita telisik lebih dalam,Buddha tetap tidak mengakui kloningan ini merupakan makhluk hidup,dengan bukti bahwa munculnya/terbentuknya makhluk hidup bukanlah berasal dari hasil ciptaan, akan tetapi berasal dari kegelapan batin (Ref: Samyutta Nikaya 12.2). Karena kegelapan batin inilah, makhluk bertumimba lahir. jadi kloningan bukan dikategorikan makhluk hidup,karena prosesnya sangat berbeda.

    ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    sekarang Hindu :

    saya belum menemukan banyak,namun satu yang saya tangkap bahwa dalam cerita Ramayana dikatakan bahwa Dewa Agni pernah menciptakan Maya Sitha (Kloningan Sitha) agar Sitha asli selamat dari upacara pembuktian kesucian dengan media api. dalam hindu sendiri para jiwa-jiwa yang berkualitas siddhi mampu melakukan banyak hal,termasuk seperti kloningan ini. dvaita konsep menyatakan bahwa sang Dewa adalah sama dengan Jiwa yang artinya terpisah dari Tuhan itu sendiri,jadi jika dikatakan dewa Agni bisa melakukan hal itu,jelas bahwa ciptaan tuhan mampu melakukan kloningan seperti sekarang ini.dan  sedangkan Advaita konsep menganggap bahwa atman  adalah percikan kecil dari Brahman yang menyimpulkan bahwa atma juga  adalah tuhan. konsep ini malah menyimpulkan dengan lebih jelas lagi,jika atman adalah sama dengan Tuhan,maka tak heran jika atman dengan indriya dan kemampuannya mampu mengkloning.tapi terlepas dari hal itu,membenturkan cerita dahulu kala yang sulit dalam pembuktiannya dengan Sains, akan sangat susah .

    mari kawan-kawan kita diskusikan hal ini.

    sumber :

    http://dhammacitta.org/artikel/cloning-dari-sudut-pandang-buddhis/
    http://sawaal.ibibo.com/puja-and-rituals/what-hinduisms-stand-on-human-cloning-501065.html
    http://www.gotquestions.org/indonesia/kloning-manusia.html
    http://mutialailani.wordpress.com/2010/08/05/kloning-vs-islam/

Kisah Klenik

Di bawah ini adalah pengakuan seorang teman(narasumber) secara lisan tentang pengalaman pribadinya terkait dengan roh, hal klenik, dan bathin narasumber sendiri.
Mari kita simak bersama.
Pertama, saya akan menceritakan bagaimana kisah orang tua saya. Karena jarak yang dekat, dibilangan daerah pesisir dimana ada banyak peluang kerja layaknya hotel, Villa, dan kos-kos-an. Seorang lelaki dari Tabanan memutuskan untuk mengadu nasib disana. Dua tahun telah berlalu sampai akhirnya lelaki ini pun memadu kasih dengan seorang wanita asli daerah disana. Siapakah mereka? Mereka tiada lain adalah orang tua saya sekarang. Selama kira-kira setahun mereka berpacaran dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Dua hari menjelang pernikahan, saya dilahirkan dan akhirnya perkawinan harus ditunda. Saat itu umur kandungan baru 5 bulan. Memang, sejujurnya perkawinan itu rencananya akan dilakukan karena hamil dahuluan, bukan karena memang sudah diplaningkan secara matang. Bahkan kelahiran saya terjadi di rumah, bukan dirumah sakit seperti halnya kebanyakan orang modern sekarang ini. Karena saya lahir prematur, akhirnya saya dirawat dirumah sakit selama sekitar 1 bulan.
Setelah satu bulan berlalu dan akhirnya keadaan saya sudah normal, akhirnya perkawinan orang tua saya dilaksanakan juga. Setelah upacara pernikahan rampung, karena pertimbangan kebutuhan dan pekerjaan mengharuskan untuk kedua orang tua saya kembali merantau. Tak ada pilihan lain, akhirnya kami tinggal di rumah ibu. Kehidupan saya dari semenjak itu dominan disana. Setelah umur saya 3 tahunan, karena bapak malu terus-terusan tinggal disana, akhirnya bapak memutuskan untuk nge-kost di dekat sana. Setiap bapak kerja, saya selalu dikunci dikamar kost karena mungkin karena malu merepotkan dirumah ibu. Setelah pulang kerja baru pintu dibuka kembali. Pada saat saya mulai masuk TK, akhirnya bapak mau tinggal lagi dirumah ibu. Syukurlah, akhirnya bapak luluh juga. Namun kebahagian itu tak bertahan lama. Dengan adanya orang ketiga, dipercaya bapak saya diguna-guna oleh seorang wanita dengan ‘perkakas jawa’. Efek yang ditimbulkan adalah pertengkaran tingkat tinggi. Selalu saja bapak minta bercerai. Akhirnya perhatian mereka kurang ke saya karena teralihkan oleh pertengkaran itu.
Umur saya terlalu dini saat itu untuk mengenal yang namanya pertengkaran. Sampai saya kelas 2 SD akhirnya dicarikan penangkal untuk menyadarkan bapak dari jerat guna dan sepertinya berhasil. Percaya gak percaya istilahnya.
Pada saat saya kelas 5, ibu saya hamil untuk yang kedua kalinya. Delapan bulan setelah itu akhirnya saya punya adik laki-laki. Saat itu keluarga saya masih harmonis. Namun sayangnya tak berlangsung lama, 2 tahun setelah kelahiran adik saya, bapak sakit dan akhirnya selang berapa lama beliau meninggal. Kepergian beliau meninggalkan duka yang mendalam bagi kami karena sepeninggal beliau kami harus bertahan hidup tanpa seorang bapak bagi saya dan adik, dan suami bagi ibu saya.
Sekarang ibu lah yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi kami berdua. Setahun setelah kepergian bapak, karena tidak kuat menahan masalah sekunder dari keluarga bapak, ibu memutuskan untuk “mulih bajang” ke tempat asal di banjar A. Ibu juga ingin mengajak kami berdua, tapi sayang tidak mendapatkan ijin dari keluarga bapak, alasannya karena takut kepada beliau yang telah meninggal. Namun apa daya, keputusan ibu sudah bulat. Karena alasan ekonomi dari pihak keluarga bapak yang kurang mampu untuk membesarkan serta menyekolahkan kami, akhirnya keputusan yang diperoleh adalah kami dititipkan di keluarga ibu, tapi dengan status masih tetap dikeluarga bapak. Saya kira kehidupan saya berubah indah ketika saya membuka lembaran baru di rumah ibu. Saya juga pernah kecelakaan dijalan dan langsung histeris seperti kesurupan. Setelah diupayakan bertanya ke orang pintar, katanya arwah bapak yang “ngugul”. Setelah kejadian itu berulang kali kejadian serupa menimpa saya, padahal sebelumnya saya tidak pernah sama sekali seperti itu. Sampai saya lulus SMA, saya masih mengalami kasus seperti itu, namun frekuensinya mulai berkurang. Karena kurang puas dengan perkataan orang pintar itu yang membuat ada hal mengganjal dihati, saya bertanya lagi tentang apa yang saya alami kepada orang yang berbeda. Ternyata disana ada informasi yang berbeda sekaligus mengejutkan, dikatakan setelah itu bahwa saya terkena alat lombok, diobati lewat media telur dan setelah selesai pengobatan didalam telur ditemukan duri. Betapa terkejutnya saya. Antara percaya dan tak percaya.  Saya kira setelah upaya tersebut keadaan saya sudah bisa dicap sehat dan tak akan lagi mengalami pingsan kesurupan. Namun apa kenyataannya, ternyata masih saja saya begitu. Saya mengalami pingsan kesurupan biasanya jika pikiran saya sedang kosong dan stress.
Jadi seperti apa kebenaran yang harus saya akui? Apakah saya harus absolut percaya terhadap kata Balian yang notabene hasil yang diberikan kepada saya berbeda satu sama lain. Apakah mereka tidak bisa memberikan kejelasan kepada saya selain kebingungan seperti ini? Dan juga disebutkan pula bahwa saya diganggu (“digugul”) oleh arwah bapak. Mengapa arwah bapak begitu jahat mengganggu anaknya? Apakah bukan seharusnya sebaliknya, dimana arwah bapak tenang karena sudah di upacarai?
Sebelum upacara pengabenan dilaksanakan, pada saat mapinunas arwah bapak padahal tidak meminta apa-apa. Tapi mengapa ada informasi bahwa penyebab saya begini dikarenakan oleh bapak? Apa bukan suatu yang provokatif yang berefek pada timbulnya kebencian saya kepada bapak saya sendiri? Saya tidak ingin menjadi seorang yang durhaka. Bahkan dengan tegas saya katakan saya tidak percaya bahwa bapak saya begitu jahat. Dan variasi pengakuan sang Balian membuat bathin saya sampai sekarang tertekan. Disamping itu juga ada yang mengatakan saya peka terhadap hal-hal gaib. Tentu saja hal ini sangat mengganggu saya karena hanya penderitaan yang saya rasakan sampai saat ini. Sayapun menjadi paranoid dengan kehidupan saya sendiri.
Narasumber berpesan kepada saya bahwa beliau ingin mendapat saran atau opini dari rekan-rekan di Narayanasmrti.com, siapa tahu setelah share kisah hidupnya disini, beliau mendapatkan pencerahan.
Nb : tulisan ini sudah melalui persetujuan langsung dari Narasumber. Pilihan kata-kata di artikel ini adalah bersumber dari penulis artikel sendiri dan tentunya tanpa merubah maksud dan tujuan narasumber. Dibaca dan sekaligus sudah disetujui oleh narasumber agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru. Mengenai nama dan tempat, narasumber telah meminta saya untuk merahasiakannya.


Read more http://narayanasmrti.com/2011/12/18/mengapa-air-mata-ini-tak-berhenti-menetes/

Senin, 26 Desember 2011

Brahmacari


Urusaswaka. Kunang ikang sedeging, kagraastan
Suklabrahmacari tan pa stri sangkan rare tekang kapatinira.trsnabrahmacari ng atar keneng stri sedenging sumewakengguru, makamitta wedinirang wyawastikan dumulahaken kagurususrusa,harep wruha ri teges Sang Hyang Kabujangan mawang amerih ri kapurusanira. Sanghyang Balawidya, sistat nira,yan tarka : wyakarana jyotisa,salwiring agama, sista sang wiku. Kunang ri sedenging wayah nira mumungsi ring grahasta marabya ta sira tunggal, tan parabi sira muwah-muwah ri patining rabi nira. Ya trsnabrahmacari nga. Kunang ikang sewalabrahmacari, tan parabi sedenging gurusaswaka. Kunang ikang sedenging, kagrahastan, merabya ta sira sakaharep, ndan puterawrddhi denira, weruha ta sireng puja sanggama mwang kala – desa whikan ta sira ring yogya bharya rowanganira amrdhyaken puterasantana,mepanharya tuwi..

Artinya :
Suklabrahmacari adalah orang yang tidak kawin dari kecil sampai meninggal, trsnabrahmacari artinya orang yang tidak mengenal wanita dimasa ia belajar pda guru,Karena takut melanggar aturan pengabdian pada ilmu pengetahuan dan karena ia ingin mengetahui pelajaran-pelajaran lainnya, yaitu : tata bahasa,ilmu falak,hukum agama,dan hokum susila par pendeta.adapun setelah ia mencapai umur dewasa ia pulang kembali kerumahnya lalu kawin dengan seorang istri. Ia tidak akan kawin lagi walaupun istrinya sudah meningal. Inilah trsnabrahmacari namanya. Adapun yang dinamai sewalabrahmacari ialah tidak kawin sewaktu sedang menuntut ilmu. Tetapi setelah masa berumah tangga tiba maka ia boleh kawin beberapa kali hanya dengan maksud untuk mendaptkan keturunan dan juga ia tahu puja-puja senggama serta mengetahui pula waktu dan tempat yang patut untuk itu dan mengetahui pula siapa-siapa atau dari keluarga yang mana yang paut dikawininya untuk mendapatkan keturunan yan baik.
Mengenai nilai dari rahmacari itu, apakah sukla yang terbaik,atau sewala atau trsna, semuanya mempunyai nilai-nilai yang tinggi menurut tujuannya. Dalam hal ini kitab Adiparwa member contoh kedua macam brahmacari dengan tokoh-tokoh sang jaratkaru dan Bhagavan Bhisma.
Dalam Adiparwa (Bab V) diceritakan pertemuan sang jaratkaru degan roh leluhurnya yang hamper jatuh ke neraka. Leluhurnya berkata :
Nahan ta hetu mami n pegat sangkeng pitraloka, magantungan petung sawulih, kanken tibeng narakaloka ; tatwanikang petung sawilih, hana wmangsa mami sasiki, jaratkaru, ngaranya, ndan moksa wih taya, mahyun luputeng sarwa janmabandhana,ta tan pasastri, ya sukla brahmacari.
Artinya :
Beginilah sebabnya mengapa saya putus hubungan dengan dunia roh,kini tergantung pada sebilah bamboo, hamper-hampir jatuh kea lam neraka. Adanya sebilah bamboo ini ialah bahwa saya masih mempunyai seorang keturunan yang bernama jaratkaru, (tetapi) ia berkepentingan untuk mencari moksa melepaskan diri dari ikatan hidup kemanusiaan.ia tidak mau kawin, ia menjalankan sukla brahmacari.
Kata-kata leluhurnya ini dijawab oleh sang jaratkaru :
 Hana n pwa marganta muliheng swarga, tan sangsaya rahadyan sang hulun kabeh, marya nghulun bramacarya,ametanakbipanaka ni nghulun.
Artinya :
Ada jalan untuk tuan pergi ke sorga. Janganlah tuan ragu dan takut. Hmba akan berhenti menjalankan brahmacari hamba akan kawin dan mempunyai anak.

Kemudian dalam kitab adiparwa (Bab XII) diceritakan lagi bagaimana bhagavan Bisma mempertahankan kebrahmacariannya walaupun I diminta kawin oleh ibunya,sang gandawati. Dia diminta untuk mengawini iparnya yang janda, yaitu dewi ambika,dewi ambalika dan juga sebelumnya dengan dewi amba, tetapi dia tidak bersedia.
Dikisahkan :
Sumahur sang bhisma : “ ibuwihikan nghulun pakem adharma pangutus rahadyan sanghukun. Kunang yan hana pratijna ni nghulun gumawayakna ng tapa kebrahmacaryan, ring apa wenanganya tan satyawacana.
Artinya :
Jawab sang bhisma, “ ibu, maafkan hamba tau apa yang ibunda perintahkan kepada anaknya adalah adharma(bertentangan dengan kewajiban suci) dan lagi jika anaknda sudah membuat janji untuk menjalankan sumpah brahmacari,betapa anaknda akan dapat melanggar janji itu.”
Disini ternyata bahwa bagi bhagavan Bhisma kesetiaan pada janji (satyawacana) mengatasi segala-galanya.
 
Template designed using TrixTG