Sabtu, 04 Februari 2012

Hari raya Manis Galungan kini sudah berubah makna

Om Swastyastu
Gambar ilustrasi
Sehari setelah Galungan, yaitu pada Kamis Umanis Dungulan dikenal dengan Manis Galungan. Pada hari inilah akan diadakan kegiatan silaturahmi, saling mengunjungi sanak saudara dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan ajaran kebenaran, dan tentunya saling mencicipi masakan dari Babi. Di Bali, pusat perkantoran biasanya libur selama 3 hari mulai dari Penampahan hingga Manis Galungan.
diatas adalah kutipan dari sebuah blog yaitu di http://sangayuudara.wordpress.com. sungguh begitu baik makna yang disampaikan dalam blog tersebut terkait makna dari manis Galungan. Namun realita dan harapan jauh sekali menyimpang.banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaannya.
tak ada lagi yang namanya silaturahmi,berbagi suka cita dan lain sebagainya.anak muda sekarang khususnya menghabiskan waktu manis galungan hanya untuk konvoi motor,kebut-kebutan dijalan yang pastinya membuat suasana di jalan menjadi tidak nyaman.bahkan setiap hari raya besar seperti ini,bisa dipastikan ada saja masalah. dan lucunya lagi masalah-masalah itu adalah masalah lingkup disana saja. " la katanya ajeg Bali? kok banyak yg gontok-gontokan sama saudara dekat? "

dibawah ini adalah bukti nyatanya.
Dua kelompok geng motor, Kamis (2/2) siang lalu, terlibat tawuran di Desa Carangsari, Petang, Badung. Akibatnya, dua pemuda masing-masing bernama I.B. Nyoman Adiyasa (29) dan I Gusti Ngurah Andiyoga Putra (19), warga Banjar Pemijian mengalami luka-luka akibat dipukul menggunakan tiang bendera. Sayangnya, pelaku yang diduga geng motor asal Denpasar itu, hingga kini belum diketahui identitasnya. Polisi masih menyelidiki kasus ini, dan pelaku tengah dikejar.


Kapolres Badung AKBP Beny Arjanto, Jumat (3/2) kemarin, membenarkan adanya kejadian tersebut. Kuat dugaan, perkelahian dua kelompok itu dipicu atas ketersinggungan semata. Kedua kelompok geng motor itu berpapasan di TKP dan mereka saling ejek. Ejekan itu pun memicu ketersinggungan hingga akhirnya mereka adu fisik. ''Dari kedua kelompok itu, masing-masing turun dari motor. Mereka terlibat perkelahian dan kelompok korban dipukul dengan tiang bendera,'' kata Kapolres Beny.


Tiang bendera itu memang dibawa para pelaku dalam konvoi. Sementara kelompok geng motor korban, tidak membawa apa-apa. Hal itulah membuat kelompok korban tak berdaya ketika dipukul dengan tiang bendera.


Korban Adiyasa mengalami luka robek di daun telinga kiri dan di kepala bagian belakang. Sedangkan korban Andiyoga Putra, mengalami luka robek di atas daun telinga sebelah kanan. ''Kami menerima laporan pukul 13.00 wita. Anggota langsung ke TKP dan ternyata pelaku sudah kabur,'' jelasnya.


Meski demikian, polisi pun melakukan tindakan dengan melarikan kedua korban ke puskesmas terdekat. Setelah sempat menjalani penanganan medis di puskesmas, kedua korban diarahkan untuk melaporkan kasus ini ke Polsek Petang. Dengan adanya laporan korban, pasukan Buser Polsek Petang dan Polres Badung pun menindaklanjuti. ''Kami sudah memeriksa sejumlah saksi. Pelakunya diduga kelompok geng motor dari Denpasar. Untuk itu, kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku,'' ujarnya. (kmb21)
dibawah ini pendapat rekan di Kaskus tentang cara berkendara ABG di Bali 
Gue sering ke bali, mau tanya pendapat rekan2 aja yg di bali/pendatang dari luar bali tentang kelakuan berkendara orang2 di bali khususnya motor, unek2 gue :

- Kalo jalan/belok hanya perhatiin kedepan aja, jarang nengok2 liat kondisi jalan di samping maupun belakang (kacamata kuda)

- Jalan seenaknya di tengah jalan walaupun pelan, sdh di klakson cuek aja
- Kalo belok gak ngasih sein, bahkan tiba2, berhenti seenaknya
- Kaca spion cuma pajangan doang
- muncul tiba2 dari gang kecil lsg ke jalan raya tapi prhatiin lalu lintas sekitar
- dll

Rata2 teman gue yg dtg dari luar bali pasti komentar negatif ttg kelakuan berkendara orang disini, bahkan teman gue yg asli bali pun tapi besar di jkt sering ngomel kalo ngeliat kelakuan orang tsb. Kenapa ya? apa mereka punya nyawa cadangan? he3x, kritik aja bro/sis.
sayang sekali bukan? jika kita semua masih ingat dengan ajaran agama kita (Hindu), mari kita lestarikan dan pahami setiap makna hari raya Hindu. agar kita tidak menganggap setiap hari raya suci layaknya  hari libur biasa.bangun bersama citra Hindu Bali, jangan semakin memperkeruh keadaan di jaman Kaliyuga ini.

referensi :
- http://sangayuudara.wordpress.com
- http://www.balipost.co.id
- http://www.kaskus.us

Om Santih,Santih,Santih Om
 
Template designed using TrixTG